Ustadzah Ummu Ihsan - my 1st meet

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Kemarin, 12 Oktober 2014 di Masjid Asy-Syuhadaa, dalam dauroh wanita "Memaknai Setiap Detik Waktu Dengan Ibadah" - buku "Panduan Amal Sehari Semalam" karya Ummu Ihsan dan Abu Ihsan Al-Atsari, untuk pertama kalinya saya bertemu dengan Ummu Ihsan Choiriyah, ustadzah yang akan menjadi pembicara di dauroh ini, dan kebetulan saya yang akan menjadi moderator pembawa acaranya.

Kesan pertama, beliau sungguh ramah, murah senyum dan bersahaja. Tutur katanya juga biasa saja (tidak jaim seperti guru kpd murid), sehingga kami bisa langsung bercakap-cakap dengan akrab bersama beliau. 
Dauroh kali ini sebetulnya yang mengadakan adalah Masjid Astra, namun berhubung masjidnya di pakai untuk walimahan, jadilah 'numpang tempat' di Asy-Syuhadaa... Gpp, Alhamdulillah, berkah untuk saya juga, hingga bisa berbincang dekat dengan ustadzah.  Meski dauroh ini di Asy-Syuhadaa, tapi koordinatornya tetap dari pihak Astra, dan banyak team yang membantu, terutama Bu Lastri, bu Ayu, bu Ir, dan anak2 Al-Qonitat.

Kembali pada topik pembicaraan... Selama waktu menunggu, saya beserta panitia inti yang lain dari Astra, menemani ustadzah di ruangan khusus sebelah mimbar, dan bertanya macam-macam hal.  Saya sendiri, ada beberapa soalan yang saya tanyakan pada beliau, yang selama ini masih mengganjal di hati... karena selama ini kalau ikut kajian kan biasanya dengan ustadz, lalu pertanyaannya di tulis pakai kertas, jadi kadang kalau jawaban ustadz kurang pas, susah mau tanya lagi nya... nah, kali ini dengan ustadzah, saya bisa berkomunkasi 2 arah dengan mudah, Alhamdulillaah...

Jam 09.20 kajian di mulai, saya membuka acara, lalu Ustadzah pun lanjut menjelaskan materi Dauroh... Selama -/+ 1,5 jam ustadzah berceramah, kami semua mendengarakan dengan seksama, lalu di lanjut dengan tanya jawab, dan daurohpun berakhir pada pukul 11.30.

Memang lebih enak, kita wanita, di ajarkan oleh seorang wanita juga, lebih pas di hati, lebih memahami, dan lebih luwes pembawaannya...
Ada hal yang membekas dihati saya, saat ada seorang ibu yang bertanya, "Ustadzah, waktu saya gadis saya semangat tholabul 'ilmi, namun sekarang setelah memiliki anak, rasanya sulit sekali, bagaimana caranya untuk bisa selalu menghadiri majlis Ilmu, sementara saya repot dengan anak2 yang masih kecil2, apakah saya bisa tetap mendulang pahala hanya dirumah saja, dengan meniatkan Ibadah pada setiap pekerjaan RT saya (mengurus rumah, suami dan anak2)"


lalu di jawab santun oleh ustadzah:
"Ibu-ibu, dulu waktu gadis saya di ma'had, saya suka lek-lekan (baca: tidur larut malam), karena di ma'had banyak orang, jadi waktu belajar yang paling efektif menurut saya adalah waktu disaat dimana semua orang sudah tidur.  Lalu saat saya menikah, saya langsung hamil (tidak haid lagi), dengan muntah2 yg hebat (sampai pernah muntah darah), jangankan belajar, membaca Al-Quran saja rasanya kepala ini sudah nggliyeng (baca: pusing sangat).  Saya dulu juga merasakan susahnya mengurus anak 3, dengan jarak yang dekat2, sebelum genap anak saya 2 tahun saya sudah hamil lagi, rasa-rasanya letih sangat badan ini.  Mana dulu hidup kami masih susah, suami selalu pergi, tapi saya selalu berkomitmen untuk mempunyai murid, meskipun hanya 1 orang.  Jadi meskipun saya sambil menggendong, sambil menyusui, saya tetap jalankan itu.  Sewaktu anak saya masih kecil-kecil, murid saya yang datang kerumah, waktu itu hanya ada 1 orang ummahat.  Saya berfikir, kalau saya tidak mengajar, kapan juga saya belajar.  Jika keinginan kita murni, benar2 kita bersungguh2 untuk mencari Ilmu, maka Allaah akan mudahkan jalan kita, segala kesibukan itu pasti akan ada akhirnya, kita harus percaya.  Mendatangi Majlis Ilmu tidak bisa digantikan dengan yang lain, karena ilmu itu adalah bagaikan cahaya, yang menerangi kita dalam kegelapan.  Jadi, kuatkan tekad, murnikan niat, yakinlah bahwa kepayahan dan kesibukan itu pasti ada akhirnya. In Syaa Allaah, Allaah akan berikan kemudahan kepada kita."

Hal ini sungguh membuat hati saya mempertanyakan banyak hal pada diri saya sendiri? Apakah saya sudah benar2 Berjuang untuk 'memperbaiki' diri saya, mengumpulkan amal kebaikan untuk diri saya sendiri, untuk keluarga, anak2, apalagi untuk orang lain, apa yang sudah saya lakukan???

Sungguh sayapun suka teringat akan nasehat dari Ustadz Abu Haidar Al-Sundawi sewaktu beliau mengisi kajian di kantor saya di Menara Mulia Jakarta, tentang Dzikrul Maut, kurang lebih ucapan beliau seperti ini:
"Orang yang Cerdas, adalah orang yang memiliki target untuk Jangka Panjang, dan membuat rencana2 jangka pendek, untuk mencapai target jangka menengah dan jangka panjangnya. Begitu pula dengan kehidupan.  Kehidupan ini juga ada jangka pendek - jangka menengah - dan jangka panjang, dimana dalam setiap fase kehidupan itu, masing2 waktunya akan jauh lebih lama dari fase sebelumnya.  Kehidupan jangka pendek adalah kehidupan di Alam Dunia (manusia zaman dahulu mungkin bisa hidup sampai usia 1000 th, tapi orang sekarang paling lama hanya 100 tahun-an) - kemudian kita akan menghadapi Kematian, dan kitapun berada di Alam Barzakh, dimana di alam kubur/alam barzakh ini, waktunya lebih lama dari pada saat kita berada di dunia (orang yang meninggal, baik dari zaman dahulu sejak bumi diciptakan maupun yang baru meninggal kemarin sore, mereka akan berada di alam barzakh, hingga hari kiamat kelak - Sungguh waktu yang teramat lama, dibandingkan dengan waktu hidup kita di Dunia) - setelah kehidupan di Alam Kubur, kita akan di bangkitkan kembali oleh Allaah untuk mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatan kita, dan saat itu, kita telah memasuki fase terakhir yaitu Kehidupan di Alam Akherat yang KEKAL ABADI selamanya, tidak akan ada lagi kematian setelah itu.
Maka orang yang cerdas adalah orang yang mampu mempersiapkan bekalan Akhiratnya (target jk.panjang) ketika ia masih berada di dunia (jk. pendek), dan adalah orang yang merugi jika selama di dunia ia hanya berfoya-foya dan lalai akan kehidupan akhiratnya."


Itulah yang selalu tertanam di hati saya, namun terkadang pun saya tetap lalai... Astagfirullah... Hal itu juga yang ustadzah Ummu Ihsan sampaikan kepada kami kemarin, agar kita jangan terlena akan nikmat yang sering kita abaikan, yaitu Nikmat Sehat dan Nikmat Waktu Luang.
Seharusnya, jika ada waktu luang, kita pergunakan untuk beribadah, belajar, maupun mengajarkan ilmu Agama kepada orang lain #note to myself.  Jangan lalai, dengan menonton TV, sekedar refreshing melepas kepenatan, dll.  Pergilah ke Majlis Ilmu, agar kita senantiasa termotivasi dan bisa men-charge kembali keimanan kita.
Ustadzah Ummu Ihsan juga membacakan hadits berikut:
"Manfaatkanlah lima (keadaan) sebelum (datangnya) lima (keadaan yang lain): Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu" [HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi].


Waktu kita yang telah berlalu, tidak akan kembali meskipun hanya seDetik.
Terakhir, setelah beliau mengakhiri kajiannya, dan saya menutup acara, banyak ibu-ibu yang datang ke depan mimbar, menyapa beliau, bersalaman dengan beliau, meminta nomer HP beliau, dan beliau ladeni satu per satu dengan santun... Semua yang meminta nomer HP nya beliau berikan...
Dalam hati inipun berbisik "Aduhai Allaah, alangkah inginnya aku seperti itu, berakhlaq mulia, di cintai manusia, dan berguna bagi sesama ما شاء الله, bahagia dunia akhirat rasanya..."
Setelah makan dan sholat dzhuhur berjamaah, panitia pun tak mau kalah dengan antusias ibu-ibu para peserta, mereka pun 'mengerubuti' ustadzah dan meminta nomer hp nya, lalu kami pun bersalaman satu per satu dengan ustadzah, karena beliau harus segera pergi kembali.

Itulah sosok Ustadzah Ummu Ihsan Choiriyah, yang baru pertama kali ini saya bertemu dengannya... Kesan pertama yang membekaskan banyak kebaikan tentang sosoknya... Akankah kesan pertama orang kepada saya juga seperti itu? Sungguh saya masih merasa 'jauh' dari itu...
Yaa Allaah, anugerahkanlah hamba, suami dan anak-anak hamba Akhlaqul Karimah...  Aamiin Allaahumma Aamiin...

اَلَّهُمَّ ا هْدِ نِيْ لِأَ حْسَنِ الأَ خْلاَ قِ، فَاِ نّهُ لاَ يَهْدِ يْ لِأَ حْسَنِهَا اِلاَّ أَنْتَ،…
وَاصْرِفْ عَنِّيْ سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّيْ سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ

Ya Allah… tunjukkanlah aku pada akhlak yang paling baik, karena tidak ada yang bisa menunjukannya selain engkau. Dan jauhkanlah aku dari akhlak yg buruk, karena tidak ada yang mampu menjauhkannya dariku selain engkau”. 
(HR. Muslim 771, Abu Dawud 760, Tirmidzi 3419)

--------------- end ---------------
Jakarta, Senin 13 Oktober 2014


Komentar

  1. Bismillah ... ka bolehkah ana meminta nomor beliau? ana memiliki rencana untuk ke tempat asrama nya beliau namun Qodarullah ana cari2 nomor beliau belum ketemu ... kalau ada bisakah anti kirimkan nomornya via wa ana? 089635485906 .. Syukron Jazakillah khyran

    BalasHapus
  2. Afwan umm.. adakah sedikit biografi tentang beliau ?? Saya in syaa Allah akan ada acara besok dengan beliau tapi saya belum tau biografi tentang beliau

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Madu Anak Syamil

Cara Melipat Javan Bed Canopy